Tag Archives: ai

Ini Dia Dampak Buruk Deepfake, Kenali dan Waspadai

Adanya dampak buruk deepfake merupakan salah satu efek samping dari berkembangnya teknologi di zaman serba canggih. Karena memang pada dasarnya segala sesuatu ciptaan manusia pasti memiliki kekurangan termasuk teknologi itu sendiri. 

Walaupun memang tidak bisa kita pungkiri bahwa banyak sekali manfaat yang manusia peroleh dari perkembangan tersebut. Hanya saja beberapa oknum tidak bertanggung jawab lah yang kemudian menjadi masalahnya.

Baca juga: Teknologi Biometrik Berikut Jenis Sistem hingga Kelebihannya

Terdapat beberapa fakta gelap di tengah-tengah perkembangan teknologi seperti praktik penyalahgunaan privasi. Penipuan serta berita bohong juga bersebaran di berbagai platform media sosial dengan jumlah korban yang sangat banyak.

Mengenal Seputar Deepfake dan Pembentukannya

Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai dampak buruk deepfake, ketahui dulu makna dari istilah tersebut. Deepfake adalah teknologi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan yang dapat merekayasa citra manusia.

Di Indonesia sendiri teknologi tersebut mulai ada pada tahun 2017 lalu. AI satu ini bekerja dengan menggabungkan video atau gambar untuk kemudian memanipulasinya sesuai keinginan penggunanya. Misalnya saja seperti memanipulasi bentuk wajah.

Penemuan tersebut pada mulanya merupakan salah satu inovasi positif dalam perkembangan teknologi. Tetapi segala dampak positif tersebut juga beriringan dengan dampak negatif di tengah-tengah masyarakat.

Dalam proses pembentukannya, kecerdasan buatan ini memiliki dua algoritma AI yang bertentangan, yaitu diskriminator dan generator. Generator merupakan alat pencipta konten multimedia serta meminta diskriminator menentukan keaslian suatu konten.

Ketika generator dan diskriminator bekerja secara bersamaan, akan terbentuk sesuatu bernama Generative Adversarial Network (GAN). Pembentukan GAN dengan kombinasi Deep Neural Networks (DNN) bisa menjadi pemicu dampak buruk deepfake.

Hal tersebut karena DNN bisa melakukan penukaran wajah dengan mengenal pola serta mengidentifikasi juga replikasi dengan cara kompleks. Sehingga konten tidak harus berkaitan sepanjang memiliki satu wajah orang yang sama sebagai target peniruan.

GAN sendiri memiliki fungsi untuk mendeteksi dan memperbaiki kekurangan pada kecerdasan buatan ini. GAN sebagai metode lanjutan menjadi populer untuk bisa menyempurnakan deepfake agar hasilnya menjadi lebih nyata.

Dampak Buruk Deepfake Bagi Masyarakat

Sebenarnya di Indonesia sendiri, kecerdasan buatan ini masih belum menjadi permasalahan serius karena hanya sebatas hiburan saja. Akan tetapi, bukan berarti kalian bisa santai saja karena potensi terjadinya bahaya tetap ada seperti di bawah ini :

Memicu Perpecahan

Tidak hanya bagi masyarakat lokal, dampak negatif juga bisa memicu perpecahan di kalangan dunia internasional. Misalnya saja jika beredar video palsu dengan wajah seseorang yang terkenal juga berpengaruh.

Menjadi masalah besar apabila video tersebut berisikan konten sensitif seperti opini radikal atau berpotensi menyerang banyak pihak. Apabila tidak ada klarifikasi serta konfirmasi kebenaran secepatnya, hal tersebut bisa menyebabkan perpecahan besar.

Berisiko Mencemarkan Nama Baik 

Dampak buruk deepfake selanjutnya adalah bisa mencemarkan nama baik berbagai pihak. Masih seperti contoh pada poin satu, selain menyebabkan perpecahan bisa juga menyebabkan nama baik seseorang menjadi tercemar.

Apalagi jika terjadi kasus lebih ekstrem lagi seperti menggunakan wajah seseorang dalam video atau konten pornografi. Maka hal tersebut benar-benar bisa merusak citra serta martabat seseorang sebagai korbannya.

Pembajakan

Selain dua dampak negatif di atas, masalah bisa menjadi semakin besar apabila terpaut dengan upaya pembajakan akun orang-orang penting. Misalnya saja seperti pembajakan kepada toko kepala negara, maka hal tersebut bahkan bisa mengancam keamanan negara.

Cara Mengidentifikasi Deepfake

Sebagai bentuk upaya menghindari dampak buruk deepfake, kalian bisa mengenali atau mengidentifikasi keaslian suatu konten. Adapun cara-caranya adalah seperti berikut :

Fokus Pada Area Wajah

Hal pertama yang bisa kalian lakukan adalah dengan fokus memperhatikan area wajah. Karena salah satu manipulasi dalam kecerdasan buatan tersebut yang paling sering terjadi adalah pada bagian bentuk wajah.

Perhatikan apakah ada hal aneh atau tidak wajar pada bentuk wajahnya. Karena semirip apapun, pasti masih terdapat celah perbedaan antara yang asli dan buatan.

Perhatikan Bentuk Pipi dan Dahi

Cara mengidentifikasi selanjutnya agar terhindar dari dampak buruk deepfake adalah memperhatikan bagian pipi serta dahi. Lihat apakah kulit terlihat sangat halus atau terlalu keriput. Kemudian bandingkan dengan bagian lain pada area wajah seperti rambut.

Akan menjadi aneh jika misalnya rambut orang dalam video atau gambar terlihat sudah beruban dan tua tetapi wajahnya terlalu mulus. Karena setidaknya terdapat sedikit kerutan mengingat indikasi dari rambutnya seperti sudah tua.

Perhatikan Bentuk Mata dan Alis

Selain itu lihat juga bagian mata dan alis apakah terdapat bayangan menyertainya atau tidak. Karena AI tersebut masih sering gagal ketika memberikan efek alami dari wajah seseorang dalam suatu adegan.

Misalnya seperti tidak sinkronnya gerakan mulut dengan keluarnya suara. Jika mampu mengindikasinya dengan baik maka kalian bisa terhindar dari dampak buruk deepfake.

Perhatikan Rambut

Perhatikan juga rambut pada subjek dalam foto atau video, tidak hanya di kepala tapi pada area lain juga. Misalnya saja seperti kumis atau janggut. Karena rambut-rambut tersebut akan sangat terlihat jika buatan atau palsu.

Perhatikan Aksesoris Jika Ada

Untuk menghindari dampak buruk deepfake, kalian juga bisa memperhatikan aksesoris pada suatu subjek. Misalnya saja jika seseorang menggunakan kacamata, maka lihat apakah kacamata tersebut memantulkan cahaya atau tidak. 

Lihat juga pada bentuk kacamatanya. Jika terdapat sesuatu yang aneh atau tidak wajar, maka kemungkinan itu merupakan buatan atau palsu.

Perhatikan Tanda Tubuh Jika Ada

Tanda tubuh pada diri setiap orang bisa berbeda-beda, seperti tanda lahir, tahi lalat, dan lainnya. Jika terdapat beberapa tanda tersebut maka lihatlah dengan baik. Jika terlihat tidak nyata maka kemungkinan video atau foto tersebut adalah buatan.

Perhatikan Kedipan

Cara lain dalam mengidentifikasi agar tidak terkena dampak buruk deepfake adalah dengan memperhatikan kedipan. Berkedip sendiri merupakan hal yang setiap manusia lakukan. Jika kedipan terlihat aneh atau bahkan tidak berkedip sama sekali maka kalian patut curiga.

Perhatikan Ukuran

Adapun cara terakhir adalah dengan memperhatikan ukuran-ukuran pada bagian-bagian wajah. Karena seringkali hasil dari AI satu ini terkesan tidak proporsional dari segi ukuran. Bisa terlalu besar ataupun terlalu kecil.

Senjata Google untuk Memerangi Dampak Buruk Deepfake

Seperti pisau dengan dua sisi, salah satu AI tersebut berhasil membawa pro serta kontra di kalangan masyarakat. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya dampak positif dan negatif yang timbul akibat keberadaannya. 

Terkait hal tersebut, banyak perusahaan teknologi membuat tools untuk penanganannya. Salah satunya adalah Google yang mengumumkan alat baru bernama SynthID sebagai salah satu solusi.

Alat tersebut akan menyematkan watermark digital dalam gambar yang tidak bisa manusia lihat tetapi tertangkap komputer. Tetapi komputer tersebut harus sudah terlatih untuk membacanya terlebih dahulu.

Dengan adanya watermarking tersebut, masyarakat bisa mengantisipasi dampak buruk deepfake. Sehingga hal ini bisa menjadi langkah penting dalam pengawasan gambar atau video palsu serta menghambat tersebarnya informasi yang salah.

SynthID sendiri saat ini hanya tersedia bagi pelanggan berbayar pada bisnis komputasi awannya. Alat tersebut dapat berfungsi dengan gambar hasil alat pembuat gambar Google, yaitu Imagen.

Meskipun begitu, perusahaan mengatakan bahwa kalian yang bukan merupakan pelanggan bisa tetap menggunakannya karena masih tahap percobaan. Karena tujuan utamanya adalah membantu terciptanya sistem untuk mengidentifikasi gambar AI dengan watermark.

Adapun metode watermarking sendiri merupakan gagasan potensial dari beberapa perusahaan teknologi. Gagasan tersebut timbul sebagai solusi pengurangan dampak buruk deepfake yang ternyata berhasil jutaan orang terapkan.

Dampak Buruk dari Deepfake Harus Diwaspadai

Tetapi jika sampai kejadian buruk sudah terlanjur terjadi, kalian bisa membawanya kepada ranah hukum. Misalnya seperti salah satu negara kontra deepfake yaitu negara bagian Amerika Serikat, Virginia memiliki melarang penyebaran gambar hasil teknologi tersebut.

Baca juga: Mengenal Face Recognition, Pencari Identitas Lewat Wajah

Tidak tanggung-tanggung, Virginia bahkan membuat peraturan dimana pelanggarnya akan mendapatkan hukuman penjara 12 bulan. Selain itu terdapat tambahan hukuman denda juga sebesar Rp 3 juta.

Sedangkan di Indonesia, penyalahgunaan AI tersebut bisa terkena kategori UU ITE serta pencemaran nama baik. Ketentuan terkait hukuman penjara juga dendanya terdapat dalam pengaturan sesuai pelanggaran apa yang pelaku lakukan.

Penjelasan mengenai dampak buruk deepfake sedikit banyak dapat kalian jadikan sebuah pengingat. Bahwa segala sesuatunya harus kalian pakai secara bijak agar tidak merugikan pihak lain karenanya.

Apakah AI Berbahaya? Berikut Definisi dan Konsepnya

Belakangan banyak orang yang menanyakan apakah AI berbahaya? Ya, sebuah teknologi yang ada dan yang baru dikembangkan seiring kemajuan zaman. Seperti yang kita tahu, sebagian besar dari mereka dikembangkan untuk membantu dan memfasilitasi berbagai kegiatan manusia.

Baca juga : Mengenal Perbedaan HTTP dan HTTPS Beserta Detail Pengertian

Manusia mengembangkan berbagai teknologi ini untuk digunakan sendiri. Namun, bagaimana jika teknologi ini justru berdampak negatif, bahkan mungkin menimbulkan bahaya?

Lalu, pernahkan kalian mempertimbangkan untuk berinteraksi dan berbicara dengan teknologi seperti komputer dan ponsel? Kini banyak bisnis telah bekerja untuk mengembangkan inovasi yang memungkinkan orang berbicara dengan robot, teknologi buatan, dan bahkan benda mati seperti ponsel.

Misalnya, perusahaan Microsoft mengembangkan Cortana, diikuti oleh kemajuan serupa yang dibuat oleh Apple dengan Siri, dan bahkan Google mengembangkan Google Talk. Namun, apakah AI berbahaya?

Berkat teknologi yang dijelaskan sebelumnya, orang-orang dapat mengobrol dengan laptop atau ponsel mereka untuk mendapatkan tanggapan. Istilah “Artificial Intelligence” atau “Kecerdasan Buatan” kemudian digunakan untuk menggambarkan hal ini.

Singkatnya, AI mempelajari simulasi kecerdasan manusia yang hadir di komputer yang kemudian dilatih untuk berpikir dan merespon dengan cara yang mirip seperti manusia, meskipun tidak sepenuhnya mengesampingkan potensi untuk dapat meniru perilaku manusia.

Berikut Konsep Dasar Artificial Intelligence

Berikut Konsep Dasar Artificial Intelligence

Tanpa disadari, kita mungkin sudah berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dengan banyak jenis kecerdasan buatan. Kalian bisa memanfaatkan fitur seperti pemfilteran email otomatis atau bahkan menandai email penting yang sudah terima secara otomatis jika menggunakan platform seperti Gmail.

Jadi, bila ditanya apakah AI berbahaya? Tentu saja akan berdampak negatif jika tidak digunakan dalam kapasitas yang benar.

Meskipun program ini sangat berguna, program ini tidak dapat mempelajari atau bernalar dengan cara lain selain kode yang telah disediakan untuknya. Oleh karena itu, bahasa atau kode pemrograman yang telah tergabung dalam teknologi yang ada adalah satu-satunya hal yang membuatnya berfungsi.

Memberi mesin kemampuan untuk mempelajari berbagai aktivitas atau hal lain tanpa menggunakan kode atau bahasa pemrograman yang telah ditentukan sebelumnya adalah tujuan dari cabang AI yang dikenal sebagai pembelajaran mesin.

Dengan kata lain, mesin mampu mempelajari informasi di luar pemrograman mereka saat ini. Sehingga pada akhirnya mereka dapat melakukan tugas selain kode pemrograman yang telah dimasukkan ke dalamnya.

Dengan kata lain, mesin kemudian akan menjalani pengujian menyeluruh untuk tugas tertentu. Ketika mesin diuji coba, ia akan mulai menyerap, mempelajari, dan menyesuaikan pendekatan yang terlihat tepat untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak heran jika banyak orang yang bertanya-tanya, apakah AI berbahaya?

Deep Learning atau Pembelajaran Mendalam

Dengan meniru atau menyematkan kode pemrograman tertentu ke dalam teknologi, teknik pembelajaran mendalam melatih komputer untuk melakukan berbagai tugas alami yang dilakukan oleh manusia. Contohnya adalah bagaimana sebuah mobil dapat berfungsi tanpa pengemudi (Driverless Car).

Dalam skenario ini, AI mengambil berbagai keterampilan, termasuk kemampuan untuk mengenali tanda berhenti dan memberi tahu tiang lampu dari pejalan kaki atau benda hidup terdekat lainnya. 

Deep Learning juga merupakan prinsip utama untuk mengontrol suara pada perangkat yang digunakan manusia seperti headset, TV, dan telepon.

Seperti yang kita tahu, pembelajaran mendalam adalah proses mengajar komputer atau teknologi lain untuk menjalankan tugas klasifikasi yang berbeda langsung dari gambar, teks, atau suara.

Model pembelajaran mendalam dapat mencapai tingkat akurasi yang tinggi, sangat canggih, dan terkadang bahkan mengungguli kinerja manusia. Dari sinilah orang bertanya-tanya, jika berlebihan, apakah AI berbahaya?

Neural Network atau Jaringan Syaraf Tiruan

Neural Network atau sering disebut dengan jaringan syaraf tiruan merupakan salah satu teknologi yang berhasil dibuat oleh AI. Bagian ini memberikan paradigma untuk pemrosesan informasi yang mengambil petunjuk dari cara kerja sistem saraf biologis organisme hidup. Misalnya otak, memproses data dari dunia luar.

Jaringan saraf diatur untuk aplikasi atau teknologi AI tertentu. Contohnya adalah pengenalan pola dan klasifikasi data yang berbeda. Jaringan ini terdiri dari berbagai komponen pemrosesan yang terhubung satu sama lain dan bekerja sama untuk mengatasi masalah tertentu.

Banyaknya komponen yang sering kita temukan dalam tubuh manusia menjadi inspirasi bagi jaringan saraf tiruan (AI) ini. Jaringan saraf belajar dengan mengamati dan menyalin dunia di sekitarnya, seperti yang dilakukan manusia.

Model jaringan ini meniru fungsi otak manusia dengan menggabungkan ilmu komputer dan konsep matematika dasar. Kemudian, dengan memanfaatkan kode-kode tertentu atau yang biasa disebut dengan node, jaringan saraf tiruan ini berupaya meniru proses yang ada pada sel-sel otak.

Jadi, apakah AI berbahaya? Itu bisa terjadi, jika memang tidak disesuaikan oleh kapasitasnya sehingga dinilai berlebihan. Untuk itu, mari kita simak ulasannya dibawah ini.

Banyak Pertanyaan Apakah AI Berbahaya?

Banyak Pertanyaan Apakah AI Berbahaya?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, AI menyesuaikan sistem dari manusia itu sendiri. Kemudian gunakan dalam teknologi yang sedang berkembang, yang diprediksi suatu hari nanti dapat membantu meringankan aspek terkecil dari aktivitas manusia.

Namun, terlepas dari banyaknya manfaat dan kemudahan yang telah disebutkan di atas, sebagai penemuan yang menggunakan teknologi AI, pasti memiliki kekurangan bahkan berpotensi mematikan. Di antara risiko yang terkait dengan kecerdasan buatan adalah:

  • Menggantikan Manusia Seutuhnya

Apakah AI berbahaya? Ya, jika perannya 100% menggantikan manusia. Ini bisa dilihat sebagai keuntungan dari teknologi kecerdasan buatan. Mesin dapat mengambil alih sejumlah tugas manusia yang tampak berat.

Di tempat kerja, tidak diragukan lagi juga menurunkan jumlah biaya yang harus ditanggung oleh bisnis untuk membayar berbagai tugas yang sering dilakukan oleh manusia atau karyawannya. Pernahkah kalian mempertimbangkan ini dari sudut pandang yang berlawanan?

Akibatnya, jumlah pengangguran akan meningkat akibat teknologi AI yang menggantikan berbagai pekerjaan. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa teknologi AI dengan kemampuan belajar dapat menghasilkan bentuk kehidupan yang lebih unggul dari manusia.

  • Ancaman Dalam Keamanan Digital

Apakah AI berbahaya? Masalah berikutnya yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan adalah dapat membahayakan keamanan digital. Penggunaan teknologi ini dimungkinkan untuk melakukan kejahatan yang sudah dilakukan oleh orang lain dengan menggunakan alat atau teknologi yang ada.

Misalnya, membuat akun palsu, meretas email atau situs web, menyebarkan tautan berbahaya (Phishing), dan teknik peretasan lain yang lebih kompleks.

Penjahat dunia maya dapat melakukan kejahatan mereka lebih cepat dan menutupi jejak mereka dengan baik bila menggunakan AI untuk keuntungan diri sendiri. Salah satu tindakan tersebut adalah pencurian data pribadi dari calon korban, yang kemudian dieksploitasi secara tidak wajar.

  • Berbagai Ancaman Lain

Selanjutnya, apakah AI berbahaya? Maka jawabannya iya jika dapat mengancam hidup seseorang. 

Kejahatan fisik yang menggunakan bantuan AI untuk melakukan aksinya, seperti menggunakan berbagai teknologi seperti drone untuk memantau target potensial, mobil otomatis yang dapat digunakan untuk melukai korban tanpa pelaku harus mengemudikan mobil tersebut, atau teknologi, merupakan ancaman berbahaya lainnya yang menggunakan AI sebagai alat teknologi.

Menilik informasi di atas, jelaslah bahwa AI dapat memudahkan pekerjaan manusia dalam berbagai cara.

Itu artinya, jika kecerdasan buatan diterapkan secara tidak tepat, risikonya dapat mengancam kehidupan manusia. Oleh karena itu, mengadopsi AI sebagai alat untuk operasi sehari-hari membutuhkan keputusan dan perbuatan yang bijaksana.

  • Senjata Otomatis

Apakah AI berbahaya? Pertimbangkan skenario dimana AI mengendalikan sistem senjata dan memutuskan untuk menembakkan senjata nuklir atau mungkin senjata biologis. 

Lebih parahnya, mungkin saja musuh menggunakan manipulasi data untuk mengarahkan rudal yang dikendalikan AI ke pengirim. Perlombaan untuk membangun senjata berbasis AI pasti akan dimulai jika ada kekuatan militer yang signifikan melakukannya.

Militer AS kemudian mengusulkan anggaran sebesar USD 718 miliar untuk tahun 2020, dimana USD 1 miliar akan dialokasikan untuk kemajuan AI dan pembelajaran mesin.

  • Deepfake

Apakah AI berbahaya? Ya, alat AI lain yang dapat mengubah tampilan dan suara dalam video disebut deepfake. Ketika video deepfake pertama kali mulai muncul, masih mudah untuk menentukan kebenarannya.

Namun, teknologi deepfake telah maju, sehingga sulit untuk mengetahui video mana yang asli dan mana yang telah diproses untuk membuat deepfake. Seperti yang kita tahu, pemrosesan deepfake pada AI akan lebih maju dimasa depan.

Tentunya banyak pekerjaan yang dapat dipermudah dengan bantuan teknologi AI dengan memanfaatkan aspek-aspek yang menguntungkan. Selain itu, operasi kerja dapat dilakukan dengan lebih sukses dan efisien baik secara individu maupun di dalam perusahaan.

Baca juga : Mengenal Apa Itu Onlyfans Lebih dalam dan Terperinci

Jadi bila ditanya apakah AI berbahaya? Maka teknologi ini bisa memberikan dampak negatif jika memang tidak digunakan secara baik dan merugikan manusia.