Startup e-Fishery Perintis Akuakultur Pertama di Indonesia

Startup e-Fishery Perintis Akuakultur Pertama di Indonesia

e-Fishery atau PT. Multidaya Teknologi Nusantara merupakan perusahaan rintisan atau startup asal Bandung Indonesia. Perusahaan rintisan ini menjadi yang pertama dalam sejarah akuakultur di indonesia. 

Baca juga : Belajar Lewat Situs untuk Startup Asli Indonesia Ini

Pihak company bergerang di bidang teknologi akuakultur juga meluncurkan aplikasi khusus dalam kegiatan budidaya ikan bernama eFishery. Gibran Huzaifah merupakan pendiri dari startup ini yang memiliki tiga tujuan utama dalam pembangunannya.

Tujuan tersebut di antaranya adalah menyediakan kebutuhan pangan dunia melalui teknik akuakultur dan menjadi solusi dalam mengatasi masalah fundamentalnya. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk mengurangi kesenjangan sosial juga ekonomi dengan ekonomi digital.

Mengenal Kisah Founder e-Fishery

Adanya startup akuakultur tersebut di tengah-tengah masyarakat ternyata berawal dari tugas kuliah praktik lapangan dari foundernya. Gibran mulai serius mengembangkan usaha budidaya lele dengan menyewa kolam berukuran 5×10 yang saat itu harganya 400 ribu.

Setelah bermodalkan sewa tahunan tersebut dari tabungan miliknya, Gibran juga menghadapi tantangan baru yaitu pakan ikan. Pakan ikan ini ternyata biayanya cukup mahal bagi Gibran yang saat itu masih mahasiswa.

Akan tetapi, Gibran tidak menyerah begitu saja dan justru memancing ide-ide untuk menyelesaikannya. Akhirnya Gibran berinisiatif untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan mengembangkan perangkat pemberian pakan ikan dengan teknologi e-Fishery.

Gibran memberikan nama tersebut di 2012 serta mencoba prototype pertamanya. Saat proses pengembangan, sang founder sudah mendapatkan beberapa pre-order dari customer yang membuatnya menjadi lebih optimis dalam melanjutkan bisnisnya.

Usahanya pun terus berjalan menjadi semakin baik dan akhirnya Gibran memutuskan untuk mengikuti kompetisi-kompetisi. Mulai dari kompetisi nasional hingga internasional telah Gibran coba serta terus menerus memperoleh gelar juara tiap tahunnya.

Kemudian dengan pintarnya, hadiah-hadiah dari kompetisi tersebut Gibran manfaatkan dengan baik untuk berputar pada bisnisnya. Hingga akhirnya di tahun 2015 merek ini mendapatkan pendanaan pertama Pra Seri A.

Aqua-Spark Perusahaan dana investasi asal Belanda serta VC asal indonesia yang kemudian memimpin pendanaan tersebut. Menurut sang founder, penggunaan data dan teknologi membuat e-Fishery bisa membantu produktivitas para pembudidaya ikan.

Teknologi Akuakultur dalam e-Fishery

Akuakultur adalah bentuk penangkaran dan pemeliharaan berbagai jenis tumbuhan perairan dan juga hewan menggunakan air sebagai komponen utamanya. Masyarakat Indonesia sendiri memiliki kebiasaan buruk berupa menimbun.

Menimbun ini sebenarnya adalah budaya dari negara-negara empat musim yang mana seharusnya masyarakat Indonesia tidak membutuhkannya. Hal tersebut karena keanekaragaman hayati di Indonesia juga tanaman yang bisa tumbuh subur sepanjang tahun.

Akuakultur juga memiliki prinsip dalam implementasinya sebagaimana kegiatan industri pada umumnya. Sistem akuakultur tidak bisa terlepas dari sistem industri yang menyangkut komponen teknologi dan komponen manajemen di setiap lini sistem industri.

Beberapa ahli sudah mengemukakan pendapatnya mengenai prinsip-prinsip dari akuakultur seperti dari Pillay dan Stickney. Menurut Pillay prinsip akuakultur seperti dalam e-Fishery meliputi basis akuakultur, sejarahnya, perencanaan pembangunannya, dan pemilihan lokasi.

Masih dari Pillay, prinsip selanjutnya adalah pemilihan spesies, rancangan, nutrisi, reproduksi, kesehatan, kontrol gulma, juga ekonomi. Manajemen peternakan, pemanenan, dan marketing juga bagian dari prinsip tersebut.

Adapun menurut Stickney prinsip-prinsipnya meliputi aspek ekonomi, pemilihan spesies, sumber daya air, aspek non konservatif dan aspek konservatif. Selain itu itu nutrisi pakan, reproduksi, penyakit, penamanen, serta isu lingkungan juga tidak bisa terlepas daripadanya.

Perkembangan Singkat dan Rinci dari e-Fishery

Dari tahun ke tahun, startup tersebut terus melalui berbagai macam hal yang mengukir perjalanannya. Setelah secara singkat membahas kisah dari Gibran sang founder, berikut adalah perkembangan perusahaan tersebut sejak awal berdiri :

2013 : mulai merintis di bulan Oktober oleh Co-founder.

2014 : merupakan fase awal dari pengembangan produk seperti riset juga percobaan pembuatan prototipe dari eFisheryFeeder Ikan. 

2015 : yang sebelumnya memulai di garasi rumah sewaan mulai memiliki kantor pusat dan gudang untuk kebutuhan produksi juga komersial.

2016 : e-Fishery mulai melakukan produksi massal untuk eFisheryFeeder dan secara resmi menjual produk ke para pembudidaya ikan di indonesia.

2017 : eFisheryFeeder udang mulai meluncur sebagai dukungan bagi para pembudidaya udang serta sebagai pelengkap produk sebelumnya.

2018 : mulai memiliki unit bisnis baru yaitu eFisheryFresh dengan harapan bisa melakukan distribusi ke seluruh pelosok indonesia.

2019 : memperkenalkan Kabayan yang memastikan pembudidaya ikan bisa mendapatkan akses sama terhadap biaya usahanya.

2020 : pertama kali hadir eFishery Point yang sampai saat ini terus berkembang juga bertambah banyak demi melayani para pembudidaya.

2021 : e-Fishery memperkuat usahanya kepada tiga fokus area (ikan, udang, distribusi produk perikanan).

6 Tantangan Penerapan Akuakultur

Adanya teknologi ini dalam pembudidayaan merupakan suatu terobosan yang baik dan berpotensi di masa depan. Akan tetapi, setiap perubahan pasti memiliki tantangannya tersendiri begitu pula dengan penerapan akuakultur itu sendiri, seperti :

Dampak terhadap Lingkungan

Tantangan terbesar dalam penerapan teknologi ini adalah dampak lingkungan yang mau tidak mau harus pembudidaya hadapi. Tetapi, hal buruk bisa terjadi apabila dalam praktiknya tidak terimplementasi dengan baik.

Karena pada prosesnya, para pembudidaya harus memperhatikan terkait hal-hal detail seperti pengolahan limbah sampai penggunaan pakan juga obat-obatan. Hal-hal tersebut bukanlah sepele serta harus penuh tanggung jawab dalam melaksanakannya.

e-Fishery juga pasti mendapatkan tantangan serupa yang mana bisa teratasi dengan fokus pada penerapan praktik berkelanjutan. Penerapan tersebut seperti mengadopsi sistem akuakultur dengan menerapkan pengolahan limbah secara bijak dan efisiensi pakan.

Produksi Makanan

Tantangan selanjutnya adalah terkait produksi makanan yang sebenarnya bisa selesai dengan akuakultur tetapi juga bisa bermasalah jika praktiknya tidak baik. Hal tersebut tidak terlepas dari peran makanan laut merupakan sumber nutrisi penting bagi setiap individu.

Menurut perkiraan, setidaknya sebanyak 62 persen makanan laut untuk kebutuhan konsumsi manusia ada tahun 2030 berasal dari akuakultur. PBB juga memperkirakan di tahun 2050 terdapat 9,7 miliar orang yang menyebabkan tingginya permintaan makanan.

Manajemen Penyakit

Industri akuakultur juga bisa terancam jika terdapat suatu wabah penyakit dengan ancaman signifikan. Kerugian ekonomi serta degradasi lingkungan juga akan menyusul selanjutnya. Sehingga, para pelaku industri seperti e-Fishery memang harus selalu siaga.

Manajemen penyakit dapat kalian lakukan dengan menerapkan biosekuriti yang kuat, vaksinasi, dan pengembangan strain tahan penyakit. Penerapan tersebut bisa melalui selektif dan perbaikan genetik.

Penerimaan Sosial

Suatu perubahan tidak selalu menjadi sesuatu yang baik di mata semua orang, karena persepsi setiap orang bisa berbeda-beda. Hal ini juga yang kemudian menjadi sebuah kekhawatiran pada akuakultur seperti pada e-Fishery.

Masyarakat yang tidak setuju mungkin mengkhawatirkan dampak terhadap lingkungan, kesejahteraan, dan keamanan pangan. Permasalahan terkait penerimaan sosial bisa kalian atasi dengan membuat program sosialisasi demi meningkatkan kesadaran masyarakat.

Kerangka Regulasi

Kerangka peraturan dan struktur tata kelola adalah hal penting yang harus kalian tetapkan dalam praktik akuakultur berkelanjutan. Perhatikan juga bahwa kelestarian lingkungan harus selalu seimbang dengan kedudukan pengembangan industri.

Oleh karena itu, transparansi kebijakan dan regulasi adalah perlu dalam membantu memastikan praktik bertanggung jawab. Selain itu, keduanya juga berperan untuk mendorong investasi dan membangun kepercayaan publik.

Pemerintah, asosiasi industri, dan para pemegang kepentingan lainnya perlu berkolaborasi mengenai hal tersebut. Dengan begitu, akan memungkinkan untuk mengembangkan standar juga pedoman yang kuat demi mendukung praktik akuakultur bertanggung jawab.

Manajemen Kualitas Air

Manajemen kualitas air juga merupakan tantangan yang tidak akan terlepas dari para pelaku usaha seperti e-Fishery. Karena pada praktiknya, budidaya akuakultur sangat bergantung pada manajemen kualitas dan kuantitas air. 

Air tersebut merupakan pasokan yang berperan dalam pembesaran organisme akuatik dan tentunya sangat penting dalam menunjang keberhasilan budidaya. Karena hampir seluruh komoditas bergantung pada optimal atau tidaknya parameter kualitas air. 

Parameter kualitas air sendiri meliputi oksigen terlarut, salinitas, suhu, amonia, nitrit, dan pH sebagai tempat komoditas tersebut hidup. Sehingga manajemen air tidak bisa kalian sepelekan dan harus kalian perhatikan secara seksama serta penuh tanggung jawab.

Teknologi yang terus berkembang menjadi bukti bahwa bumi ini juga sudah tua dan telah mengalami banyak perubahan. Perubahan yang terjadi juga tidak melulu baik dan tidak juga melulu buruk melainkan seimbang di antara keduanya.

Baca juga : Review Aplikasi Keluarga Sehat: Fungsi dan Cara Penggunaannya

Adanya pelaku usaha seperti e-Fishery merupakan salah satu perubahan baik bagi manusia di masa depan. Meskipun begitu, praktiknya memerlukan tanggung jawab dan perhatian khusus agar tidak berbalik menjadi sesuatu yang malah merugikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *