Spesifikasi smartphone menjadi faktor penentu utama bagi para calon pengguna. Masing-masing komponen di dalam smartphone mempengaruhi kinerja smartphone secara keseluruhan, Misalnya seperti processor mempengaruhi kecepatan prosesing data smartphone, graphic card mempengaruhi tampilan grafik yang dapat ditampilkan di layar smartphone dan layar smartphone yang mempengaruhi seberapa jernih display dan sensitivitasnya terhadap sentuhan. Komponen-komponen tersebut banyak ragamnya dengan perbedaan - perbedaan yang spesifik sesuai dengan harga dan kebutuhan. Artikel berikut ini membahas tentang teknologi layar pada smartphone khususnya Layar Amoled.
Baca Juga: Cara Mengembalikan Video yang Terhapus di Android
Mengenal Layar Smartphone
Layar Amoled smartphone berfungsi sebagai connector antara semua komponen smartphone dengan pengguna, di era smartphone dengan teknologi touchscreen ini layar tidak lagi berfungsi sebagai tampilan display saja tetapi juga berfungsi sebagai hardware interaksi langsung antar pengguna dan software di dalam smartphone. Dengan kata lain, pengguna menerima output dan Memberikan perintah semua melalui layar smartphone. Singkatnya smartphone tidak ada gunanya tanpa layar, maka akan jadi masalah besar apabila smartphone memiliki layar yang gampang rusak atau buruk dari segi interference atau display.
Sejarah Layar Smartphone
Samsung sebagai salah satu pencetus teknologi layar smartphone terbaik menyematkan inovasi terbarunya yaitu layar amoled pada Samsung Wave keluaran tahun 2010. Apa itu Layar Amoled? Apa ciri-cirinya? Nah, sebelum kita cari tau apa itu amoled, yuk baca dulu tentang perjalanan inovasi pada layar smartphone dari tahun ke tahun berikut ini.
Tahun 1984
Seri smartphone pertama yang terdapat layar yaitu pada tahun 1984. Pada tahun tersebut, diperkenalkan Motorola seri DynaTAC yang menggunakan layar LED dot-matrix yang layarnya berukuran sangat kecil , bahkan hanya bisa menampilkan satu nomor panggilan saja.
Tahun 1992
Pada tahun ini, diperkenalkan salah satu smartphone yang paling terkenal menggunakan teknologi LCD monochrome yaitu Nokia 1011 yang memiliki dimensi 195 x 60 x 45 mm dengan berat 495 gram, namun dengan teknologi pada layar ini hanya mampu menampilkan warna hitam dan putih.
Tahun 1994
Akhirnya pada tahun 1994, publik mulailah mengenal teknologi yang sekarang digunakan oleh semua smartphone yaitu teknologi layar sentuh. Dan IBM Simon Personal Communicator atau bisa disingkat IBM Simon yang merupakan smartphone pertama yang diklaim sebagai smartphone pertama di dunia yang menggunakan teknologi layar sentuh. Layar sentuh ini berukuran 4,5 inci dan satu buah stylus untuk mengoperasikan fitur-fitur didalamnya. Namun sayang, saat itu untuk layar sentuhnya hanya bisa digunakan dengan satu jari.
Era 2000-an
Sebelum bertemu dan mengenal layar canggih setara layar Amoled , perkembangan teknologi di era milenium ini, produsen smartphone mencoba menginovasi kembali teknologi sebuah layar smartphone yang akhirnya mulai menggunakan layar berwarna. Layar berwarna ini dihasilkan dari teknologi ICD-STN (Super Twisted Nematic) dengan resolusi 101 x 80 yang mampu menampilkan 256 warna . Ericsson T68i merupakan smartphone pertama yang diperkenalkan menggunakan teknologi ICD-STN tersebut.
Kemudian teknologi ICD-STN ini masih dikembangkan lagi di tahun 2002, yaitu menjadi CSTN-LCD (Color Super Twisted Nematic). Dengan teknologi ini, warna terasa seperti terlihat lebih nyata . Sebagai perkenalan teknologi ini ke hadapan publik, Nokia 3510i lah yang menjadi perwakilan pertama smartphone dengan layar berwarna dengan dimensi 118 x 59 x 21 mm dan berat sebesar 105 gram.
Masih kurang puas dengan warna yang terlihat lebih nyata di layar smartphone, para produsen smartphone berimprovisasi kembali dengan teknologi TFT-LCD (thin film transistor) yang bisa menampilkan warna yang tidak hanya lebih nyata tetapi juga tajam. Namun disayangkan, layar TFT ini menggunakan konsumsi energi yang lumayan besar yang mengakibatkan daya baterai lebih boros. Selain itu, apabila terkena sinar matahari secara langsung , maka tampilan layarnya menjadi kurang jelas. Beberapa seri ponsel Xiaomi dan Oppo menjadi contoh implementasi dari layar dengan teknologi TFT.
Karena TFT-LCD dianggap memiliki kelemahan yaitu sudut pandang layarnya yang sempit, maka para vendor beralih pada teknologi IPS (In-plane switching). Teknologi ini mampu memberikan sudut pandang yang lebih luas pada layar ponsel anda, dengan layar ini juga tidak akan menimbulkan masalah tampilan layar yang buram, serta daya baterai yang lebih hemat dibandingkan teknologi sebelumnya. Bahkan sampai sekarang masih banyak ponsel yang menggunakan teknologi IPS LCD ini mulai dari kelas terjangkau, menengah maupun beberapa ponsel kelas atas salah satunya yaitu iphone 11.
Namun bukan teknologi namanya kalau tidak terus menerus berinovasi mengikuti perubahan jaman.
Maka sampailah kita pada tampilan layar LED yang pertama kali diperkenalkan pada public pada tahun 2009, dan secara komersial diperkenalkan layar OLED (Organic Light Emitting Diode) yang setahun kemudian menawarkan tampilan lebih tipis, terang, dan lebih tajam dibanding LED. Itu mengapa layar OLED ini umumnya banyak dipakai untuk perangkat televisi dan smartphone.
Tipe layar OLED ini sungguh berbeda dibanding teknologi layar LCD. Mengapa? Karena OLED dapat menghasilkan cahaya sendiri, sebab layarnya terdiri dari lapisan tipis electroluminescent yang berarti lapisan itu mampu menyala saat dialiri listrik. Lain hal nya dengan LCD, OLED tidak butuh backlight karena kemampuannya untuk menampilkan cahaya layarnya sendiri.
Ada beberapa hal yang membuat layar OLED ini lebih banyak diminati oleh para konsumen, yaitu ponsel dengan layar OLED ini dinilai lebih hemat energi dibanding ponsel dengan layar LCD, yang membuat layar mampu menghasilkan level warna hitam yang lebih pekat, layar OLED juga mempunyai pewarnaan yang luar biasa, waktu respon yang lebih cepat, tingkat kecerahan yang lebih tinggi, sudut pandang yang lebar dibanding sebelumnya, serta desain yang lebih ringan. Beberapa ponsel yang menggunakan teknologi layar OLED yaitu Samsung Galaxy S7 , LG V30 dan Iphone 12.
Untuk pembagian layar OLED, teknologi OLED yang berkembang ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu AMOLED dan PAMOLED. Yang menjadi perbedaannya yaitu OLED aktif, dan yang satu lagi OLED pasif. OLED Aktif atau yang biasa disebut AMOLED (Active Matrix Organic Light Emitting Diode) ini dikembangkan oleh Samsung. AMOLED yang menjadi inovasi dari perusahaan ternama di korea yaitu Samsung ini, telah menggabungkan teknologi OLED dan TFT. Dan berikut ini beberapa perkembangan spesifik dalam bentuk layar AMOLED dibandingkan dengan OLED yaitu :
- Layar Amoled mampu bekerja maksimal dibawah sinar matahari.
- Tampilan layar AMOLED tetap terlihat tajam dan lebih jernih meski dilihat dibawah terik matahari.
- Jika layar OLED bisa dipakai untuk televisi, layar AMOLED hanya bisa digunakan untuk panel smartphone saja.
- Konsumsi energi pada ponsel berlayar AMOLED juga lebih rendah sehingga bisa menghemat baterai ponsel hingga 40%.
- Layar AMOLED berukuran sangat tipis karena bisa mencapai 0,001 mm dengan tanpa sama sekali mengurangi ketajaman.
Meski mempunyai perbedaan, tetapi pada umumnya layar OLED dan AMOLED mempunyai banyak kesamaan dibanding perbedaan. Salah satu persamaan antara LED dan AMOLED yaitu sama-sama memiliki respon yang cepat. Contoh smartphone yang menggunakan Layar Amoled yaitu Samsung Galaxy M30S dan sebelumnya pertama kali digunakan oleh Nokia C6-01 dan Nokia 85.
Adanya teknologi Layar Amoled ternyata belum membuat perusahaan teknologi sebesar Samsung puas, dengan pemutakhiran lebih canggih dan sebagai revisi dari teknologi AMOLED pada Smartphone berteknologi tinggi, maka diciptakannya Layar Amoled. Yap, siapa sih yang gak mau punya smartphone canggih dengan tampilan layar yang super real dan super beautiful, tentunya hal ini bukan saja berpengaruh pada kecanggihan secara teknologi di dalam layar ini, tapi juga pengaruh pada keindahan bentuk fisik dari ponsel tersebut yang jelas terlihat lebih high class dibanding ponsel dengan layar-layar sebelumnya. Untuk sobat yang penasaran dan mau tau banget gimana sih ciri-cirinya , yuk kita bahas disini.
Ciri-Ciri Layar Amoled
Layar ini mempunyai sensor sentuh yang terintegrasi ke dalam layar tanpa harus menambahkan lapisan layer khusus ke sensor sentuh, yang artinya sensor dari touchscreen sudah menyatu dengan display panel. Kecanggihan ini sungguh menciptakan gambar yang fantastic nan tajam pada display layar dibandingkan pendahulunya yaitu LED dan AMOLED.
Kelebihan
Untuk sobat yang sudah gak sabar ingin membeli smartphone dengan layar ini, yuk kita kulik dulu apa saja kelebihan layar ini dibandingkan dengan LED dan AMOLED.
- Ketajamannya jauh lebih real, disebabkan oleh tidak digunakannya kaca sensor touchscreen diatasnya.
- Warna layarnya yang jauh lebih hidup dan konfigurasi warna hitam sempurna.
- Konsumsi daya baterai yang lebih ‘ramah’ , apalagi jika sobat memakai fitur AOD dengan layar kondisi agak gelap, Wi-Fi Off dengan airplane mode, maka kira-kira konsumsi daya baterai hanya sekitar 1% hingga 2% saja.
- Ukuran layar yang jauh lebih tipis dibandingkan dengan layar LED.
- Layar ini juga lebih responsif dibanding layar AMOLED dan lainnya.
Setelah membahas apa saja kelebihannya, tentunya sobat penasaran bukan apakah layar smartphone ini juga mempunyai kekurangan atau tidak, setidaknya sebagai bahan pertimbangan apakah smartphone dengan super amoled ini worth it untuk dimiliki atau tidak.
Kekurangan
- Harga smartphone yang otomatis dibanderol relatif mahal dikarenakan keunggulan dari layar ini.
- Sebenarnya jenis layar smartphone ini lebih rentan rusak dibandingkan jenis layar IPS karena berbagai kondisi, salah satunya yaitu jika memakai full brightness maka akan terjadi timbulnya jejak shadow (burn-in). Hal ini disebabkan oleh kaca pelindung atas yang gosong karena terlalu panas dari Pixel yang muncul. Untuk kerusakan lebih lanjut yang akan timbul yaitu layar akan menjadi sangat rapuh , bahkan rusak seketika apabila smartphone tersebut terjatuh.
- Layar ini juga dapat mengalami kerusakan yang serius bahkan permanen, apabila dalam layar ini mengalami masalah burn in atau flicker (layar yang berkedip-kedip). Hal ini tentu membuat anda harus merogoh kocek lebih untuk memperbaikinya, karena permasalahan ini hanya bisa teratasi dengan mengganti part layar yang rusak.
- Lalu bagaimana soal garansi?
Jika terjadi kerusakan pada layar berupa flicker atau burn in (shadow), sayangnya beberapa produsen smartphone android dengan layar ini tidak menyertakan jaminan garansi terhadap dua masalah tersebut walaupun dalam kurun waktu 1 tahun garansi. Padahal kadang dua masalah ini bisa muncul dengan rentang waktu yang tidak dapat diprediksi.
Setelah kita bahas dengan cukup singkat, padat dan jelas mengenai Layar Amoled ini, bagaimana menurut sobat? Apakah sobat tetap penasaran ingin memiliki salah satu dari smartphone berlayar canggih ini? Kalau iya, mungkin sobat bisa mencoba mencari tahu seri smartphone apa saja yang menggunakan layar ini.
Baca Juga: Sistem Operasi Harmony OS Gusur Android di Perangkat Huawei
Misalnya terdapat pada jajaran seri smartphone Samsung TOP , yaitu Samsung Galaxy A32, Samsung Galaxy A70 dan A71, Vivo V19, Vivo 17Pro, dan juga Xiaomi Redmi Note 10 Pro. Rata-rata smartphone ini dibanderol dengan harga diatas 2 jutaan. Jadi, bagaimana sobat? Kira-kira tabungan sobat sudah cukup untuk beli smartphone yang seri apa nih?