Scroll to read more

Passphrase merupakan salah satu piranti yang berfungsi sebagai alat kontrol untuk masuk ke dunia digital, termasuk ke berbagai layanan elektronik Negara seperti perpajakan. Ya, kini Indonesia telah menerapkan sistem pelaporan serta pembayaran pajak secara elektronik.

Oleh sebab itu, butuh piranti canggih agar tidak ada satu orang pun yang mengetahui tentang informasi pajak milik seseorang. Jadi, kalian pasti membutuhkan akses piranti tersebut untuk mengakses akun pelaporan pajak yang disediakan oleh DJP Indonesia.

Baca juga : Mengenal Brainware, Poin Penting dalam Berbagai Bidang

Salah satunya adalah layanan aktivasi e-faktur, penerbitan faktor, hingga permintaan nomor faktur pajak milik pribadi maupun instansi perusahaan. Bahkan, layanan SPT unifikasi pun membutuhkan piranti tersebut untuk dapat diteruskan ke DJP Indonesia.

Jadi dapat dikatakan bahwa passphrase ini menjaga keamanan akun mencapai 100%. Sehingga, kalian tidak boleh memberikan akses kepada orang lain untuk mengetahui sandi dari piranti tersebut. Sebab, akan ada efek berbahaya jika ada orang lain yang mengetahuinya.

Selain itu, pahami juga bagaimana cara mengamankan sandi dari piranti tersebut. Pasalnya, masih banyak pengguna yang tidak dapat mengakses file pajak karena lupa kata sandi dari piranti tersebut. Jika lupa, maka ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mendapatkannya kembali.

Mengenal Tentang Passphrase dalam Dunia Perpajakan

Mengenal Tentang Passphrase dalam Dunia Perpajakan

Mengenal Tentang Passphrase dalam Dunia Perpajakan

Perlu kalian ketahui bahwa informasi perpajakan ini bersifat rahasia. Artinya, hanya orang-orang tertentu saja yang berhak untuk mengakses informasi yang telah diberikan oleh pihak DJP.

Maka dari itu, dibuatlah sertifikat digital yang bertujuan agar orang yang berhak dapat membaca informasi pajak. Sertifikat digital ini diberikan oleh pengelola pajak kepada nasabahnya.

Jadi, kalian hanya bisa mengakses informasi perpajakan jika telah login dengan menggunakan sertifikat digital tersebut. Jika tidak, maka kalian tidak dapat mengakses atau membaca informasi yang telah disediakan oleh pengelola pajak.

Selain itu, informasi dari sertifikasi digital ini bersifat rahasia. Jadi, jangan pernah beritahukan kepada orang lain terkait informasi sertifikasi digital. Dan jagalah keamanan sertifikasi digital tersebut. Jika lupa, maka kalian harus mengajukan permohonan ulang untuk reset sertifikasi digital ke pengelola pajak.

Selain itu, sertifikat digital ini berbeda dengan password atau passcode. Sering kali kita terkecoh apakah passphrase ini seperti password atau passcode. Padahal, ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan yang cukup mencolok.

Oleh sebab itu, kalian perlu mengetahui apa saja perbedaan dari ketiga istilah dasar dalam dunia digital. Dengan begitu, kalian tentu mengetahui fungsi serta kegunaan dari ketiga istilah di dunia digital.

Perbedaan Singkat dari Passphrase, Password, dan Passcode

Perbedaan Singkat dari Passphrase, Password, dan Passcode

Perbedaan Singkat dari Passphrase, Password, dan Passcode

Dalam dunia digital, ada banyak kejahatan siber yang bisa saja menimpa seseorang. Oleh sebab itu, butuh keamanan ekstra untuk menjaga keamanan data privasi milik seseorang. Salah satunya adalah memberikan kode akses untuk mengakses informasi yang bersifat privasi.

Ada beberapa model keamanan yang dapat memberikan keamanan ekstra untuk menjaga informasi privasi seseorang. Salah satunya adalah password, passcode, serta sertifikasi digital. Akan tetapi, masih banyak orang yang belum bisa membedakan ketiga istilah keamanan tersebut.

Oleh sebab itu, kalian perlu mengetahui perbedaan singkat dari ketiga sistem keamanan untuk menjaga informasi privasi seseorang. Untuk password atau kata sandi ini terdiri dari beberapa huruf abjad atau dikombinasikan dengan angka numerik serta simbol.

Tujuannya, password ini digunakan sebagai enkripsi untuk masuk ke akun informasi pribadi. Jika password yang dimasukkan salah, maka kalian tidak dapat mengakses informasi tersebut. Sedangkan passcode ini berisikan tentang satu kalimat yang berisi kode khusus.

Jika lupa, maka kalian harus memasukkan beberapa syarat untuk dapat mengatur ulang passcode atau password. Jika berhasil, maka kalian dapat mengatur ulang passcode maupun password untuk dapat mengakses informasi privasi kembali.

Sedangkan passphrase atau sertifikasi digital ini berbeda. Sebab, sertifikasi digital harus di submit ketika kalian mengakses informasi yang bersifat rahasia. Sertifikasi digital ini memiliki enkripsi khusus yang tidak boleh diketahui oleh orang lain.

Perlu kalian ketahui bahwa sertifikasi digital ini terdiri dari 1 kalimat penuh, seperti “Saya jalan-jalan bersama pasangan”. Jadi, tidak ada perpaduan antara angka numerik atau simbol untuk pembuatan sertifikasi digital. kalian harus mengingat kata sertifikasi digital ini.

Jika lupa, maka kalian harus mengajukan permintaan pembuatan sertifikasi digital ulang kepada pihak tertentu. Dan pastinya, kalian harus melengkapi persyaratan yang dibutuhkan untuk pembuatan ulang sertifikasi digital.

Waktu Pembuatan Passphrase pada Akun DJP Online

Waktu Pembuatan Passphrase pada Akun DJP Online

Waktu Pembuatan Passphrase pada Akun DJP Online

Sebagai pemohon wajib pajak, tentu kalian akan diberikan hak-hak yang dijamin oleh DJP online. Sebab, informasi perpajakan ini bersifat rahasia dan telah diatur oleh undang-undang yang berlaku.

Sehingga, kalian diberikan akses digital untuk membuat sertifikasi digital. Piranti ini berfungsi sebagai akses enkripsi untuk membaca dan memahami informasi tentang perpajakan. Dijamin, tidak akan ada orang yang membaca informasi tersebut kecuali pemiliknya.

Jadi, kalian bisa mengajukan pembuatan sertifikasi digital ini setelah permohonan disetujui. Lalu kalian sebagai pemohon wajib pajak dapat membuat passphrase sendiri sesuai dengan keinginan pribadi.

Setelah itu, silahkan akses masuk ke akun DJP Online. Di akun tersebut, kalian bisa mengakses berbagai informasi pribadi tentang dunia perpajakan. Bahkan, kalian bisa mengajukan permintaan perpajakan melalui akun tersebut.

Lalu, kalian juga dapat mengganti kata sertifikasi digital melalui akun tersebut. Untuk menggantinya, maka kalian harus memasukkan kata sertifikasi digital sebelumnya. Dan kemudian, masukkan kata sertifikasi digital yang baru.

Akan tetapi, jika kalian lupa maka harus melewati beberapa fase untuk pengaturan ulang. Kalian bisa menghubungi customer service dari DJP Online untuk mengetahui syarat dan tahapan pengaturan ulang.

Oleh karena itu, pahami beragam tips agar tidak lupa kata sertifikasi digital. Sehingga, kalian tidak mengalami kesulitan untuk mengakses akun DJP Online. Dengan begitu, informasi pribadi tentang perpajakan tidak akan diketahui oleh orang lain.

Tips Menjaga Kerahasiaan Passphrase Akun DJP Online

Tips Menjaga Kerahasiaan Passphrase Akun DJP Online

Tips Menjaga Kerahasiaan Passphrase Akun DJP Online

Sebagai pemohon wajib pajak, kalian harus menjaga kerahasiaan kata sertifikasi digital. Akan tetapi, masih banyak orang yang kerap ceroboh dan tidak menjaga kerahasiaannya. Akibatnya, ada beberapa risiko fatal yang mungkin dialami oleh pemohon wajib pajak.

Oleh karena itu, ada beberapa tips untuk menjaga kerahasiaan sertifikasi digital akun DJP Online. Di antaranya adalah sebagai berikut ini:

  • Menggunakan Google Smart Lock

Tips yang pertama, kalian dapat menggunakan Google Smart Lock untuk menyimpan kata passphrase secara otomatis. Jadi, kalian bisa langsung login karena kata tersebut telah tersimpan secara otomatis pada Google Smart Lock.

  • Mencatat pada Buku atau Aplikasi

Tips yang kedua, kalian dapat mencatat kata sertifikasi digital pada buku atau aplikasi pada smartphone. Sebab, banyak orang sering lupa. Terlebih kata dari sertifikasi digital ini cukup panjang.

Dengan mencatat pada buku maupun aplikasi, maka membantu pemohon pajak untuk mengingat kata sertifikasi digital. Sehingga, kalian tidak perlu mengajukan permohonan pembuatan ulang kata sertifikasi digital jika kalian lupa.

  • Mengatur Ulang Secara Periodik

Tips yang ketiga, kalian bisa mengatur ulang kata sertifikasi digital secara periodik. Tujuannya agar kalian tidak mudah lupa. Umumnya, ganti sertifikasi digital minimal 1 bulan sekali.

Risiko Fatal Lupa Passphrase dalam Dunia DJP Online

Risiko Fatal Lupa Passphrase dalam Dunia DJP Online

Risiko Fatal Lupa Passphrase dalam Dunia DJP Online

Jika lupa, maka ada beragam risiko yang mungkin bisa saja ditimbulkan ketika kalian lupa kata sertifikasi digital saat mengakses DJP Online. Risiko yang pertama adalah tidak bisa masuk ke akun pajak online.

Sebab, untuk dapat mengakses akun pajak online, maka dibutuhkan sandi sertifikasi digital sebagai enkripsi untuk masuk ke halaman utama. Jika lupa, maka kalian tidak dapat mengakses akun DJP Online.

Risiko yang kedua, kalian tidak dapat mengajukan berbagai permohonan dalam urusan perpajakan, seperti e-faktur. Sebab, setiap permohonan pengurusan perpajakan wajib melalui akun DJP online.

Sehingga, kalian harus mengajukan permintaan ulang kata passphrase melalui pengelola pajak online. Oleh sebab itu, kalian tidak boleh menyebarkannya kepada orang lain, termasuk orang terdekat.

Baca juga : Mengenal Search Engine Optimization (SEO) dan Fungsinya

Sebab, sertifikasi digital ini bersifat rahasia dan tidak boleh ada orang lain yang mengetahuinya. Pasalnya, ada risiko yang cukup fatal apabila kalian lupa atau sandi sertifikasi digital ini diketahui oleh pihak lain.

Untuk masuk ke akun DJP Online, maka setiap pemohon pajak wajib mensubmit kata sertifikasi digital. Jika tidak, maka tidak dapat mengakses akun DJP Online. Oleh sebab itu, ketahui fungsi dan cara mengakses passphrase dalam dunia DJP Online.