Scroll to read more

Tidak sedikit yang masih bingung dengan istilah booting yang terjadi di komputer. Ketika kita hendak menyalakan komputer, mungkin ada yang berpikir jika hal tersebut cuma sesuatu hal kecil saja. 

Baca juga : Beberapa Jenis Booting pada Komputer beserta Informasi Lengkapnya

Apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka artinya adalah pengebutan. Beberapa orang merasa jika proses di komputer ini merupakan suatu bentuk komunikasi pengguna dengan komputer. 

Apa Fungsi dari Melakukan Booting?

Apa Fungsi dari Melakukan Booting?

Adapun fungsinya yakni untuk melakukan pengecekan seluruh hardware (perangkat keras) dan juga perangkat lunak (software) yang ada di sistem komputer. Seluruh file yang tersimpan pada chip ROM akan dimuat dalam menjalankan sistem ketika proses sedang berlangsung.

Untuk lebih tepatnya, ketika proses terjadi, sistem membaca seluruh informasi di file tersebut yang disimpankan ke chip ROM. Lalu chip ROM akan membaca seluruh instruksi yang ada di dalam file itu. Kemudian, barulah seluruh informasi di sistem akan dimunculkan

Dalam tahapan awal dari proses yang dilakukan dari sistem operasi yaitu bootstrap loader. Adapun fungsinya yaitu untuk melakukan pengecekan atau melacak seluruh I/O (input dan output) yang sudah terhubung ke komputer.

Jenis-Jenis Booting di Dalam Komputer

Jenis-Jenis Booting di Dalam Komputer

Selanjutnya, kita akan mengenal beberapa dari jenis booting yang perlu untuk diketahui. Berikut ini adalah ulasan lengkapnya:

  1. Cold 

Proses ini ada saat komputer yang sudah mati kemudian dinyalakan melalui tahapan yang normal. Dalam proses ini, arus listrik kemudian akan mengalir pada komponen komputer yang dingin sebelumnya atau (belum mendapat aliran arus listrik) untuk menyalakan komputer. 

Sederhananya, jenis ini sama saja seperti menyalakan perangkat komputer dari awal seperti normalnya. Disebut cold sebab dalam proses ini dimulai lewat komponen komputer yang belum mendapat arus listrik sama sekali maka kondisinya dingin atau cold.

  1. Warm 

Untuk proses ini berlangsung saat komputer yang hidup dinyalakan lagi dengan berbagai tujuan tertentu. Komputer mendapat aliran arus listrik lagi sesudah arus listrik dimatikan pada waktu yang sementara agar bisa menyalakan komputer dimulai lagi dari awal.

Dinamakan warm, sebab proses ini berlangsung sesudah komputer ada pada kondisi hidup. Maupun seluruh komponen komputer telah mendapat aliran listrik. Hal ini membuat suhu komponen komputer jadi terasa lebih hangat (tidak mencapai panas).

Adapun umumnya, warm booting ini ada sebab para pemakai mau mengatur kembali sistem yang sudah dibuat oleh program yang crash maupun karena faktor lainnya. Contohnya, saat Anda mau mengecek sector hard disk drive.

  1. Soft

Proses ini dengan yang warm sebenarnya cukup mirip di mana berlangsung sesudah seluruh komponen komputer mendapat aliran arus listrik (aktif). Namun pada proses ini dikontrol dari sistem dengan otomatis dan bukan sebab dari kerusakan program.

Untuk contohnya, kita melakukan perubahan dalam pengaturan BIOS yaitu keamanan maupun optimasi. Supaya perubahan kita bisa dijalankan maka wajib disimpan lebih dulu. Sesudah itu, komputer akan segera melakukan restart dengan otomatis.

  1. Hard

Proses ini umumnya berlangsung karena komputer tidak merespon maupun diam untuk waktu yang cukup lama atau sering disebut dengan hang. Oleh karena itu, kalian terpaksa harus melakukan restart dengan terpaksa.

Adapun caranya dengan mengklik tombol “Reset” (di komputer). Di komputer ada dua tombol yakni “Power” dan “Reset”. Tidak sama dengan tombol “Power” yang kalau ditekan lama bisa membuat komputer mati. 

Tombol “Reset” yaitu melakukan restart dengan terpaksa. Perlu diketahui, kalau menekan lama tombol power agar melakukan “force shutdown” akan membahayakan kesehatan pada hard disk drive Anda.

Untuk laptop, melakukan restart dengan cara paksa, kita bisa dengan menekan tombol CTRL + ALT + DEL di keyboard sekaligus. Kemudian tekan dan tahan tombol CTRL sembari menekan tombol shutdown di layar dengan bersamaan. Pilih “OK” saat layar konfirmasi tampil.

  1. Rebooting

Adapun artinya yaitu mengulang sistem agar balik lagi ke awal. Rebooting mempunyai kesamaan pada jenis warm soft booting, dan hard yakni sama-sama ada sesudah seluruh komponen mendapatkan aliran arus listrik. 

Beberapa dari penyebab adanya rebooting diantaranya yaitu sebab sistem yang tidak memberikan merespon, Lalu adanya pergantian pengaturan lewat sistem operasi (OS) yang dipakai dan yang lainnya.

Contohnya ketika kalian menginstal driver misalnya driver VGA card. Supaya fungsi dari drive VGA card itu maksimal, maka harus melakukan reboot komputer dan sistem operasi akan membaca kembali hardware (perangkat keras) dan juga software (perangkat lunak) yang telah terpasang.

Tahapan Proses Booting pada Komputer

Tahapan Proses Booting pada Komputer

Sesudah mengetahui jenis-jenisnya pada komputer, maka kalian juga perlu tahu apa saja tahapan-tahapan yang terjadi di dalamnya sampai akhirnya komputer dapat menyala. Berikut akan diulas dengan lebih rinci.

Hal yang pertama pastinya perlu menekan tombol “Power” komputer. Pada saat komputer dinyalakan, kondisi memori masih terlihat kosong. Ketika itu masih belum terdapat instruksi yang dapat dieksekusi dari prosesor. 

Tetapi pengguna tidak harus ikut memberikan perintah sebab prosesor memang didesain untuk menemukan alamat tertentu pada BIOS. Di sinilah kemudian prosesor melaksanakan BIOS.

BIOS mulai mengambil alih menjadi sistem operasi sementara waktu pada computer. Kemudian akan diteruskan agar melakukan pemeriksaan ke semua galat di memori, ataupun device-device yang tersambung ke komputer. Proses ini juga yang disebut dengan POST (Power-On Self Test). 

Kalau menemukan device yang bermasalah, maka proses tidak akan bisa berlanjut. Namun memberikan peringatan terkait masalah device tersebut. Proses kemudian diteruskan ke BIOS menemukan kartu grafis yang tertanam pada computer.

Jika semua proses pengecekan lewat BIOS telah dilakukan, maka kini giliran BIOS yang akan menemukan sistem operasi yang sudah terpasang. Kemudian membuatnya di memori dan langsung mulai mengeksekusinya.

Inilah juga kenapa saat muncul permasalahan di sistem operasi, komputer akan langsung mengalihkan dengan visual BIOS. Ketika komputer diambil alih, maka dengan sistem operasi sekarang itulah kita mulai dapat melakukan berbagai aktivitas yang diharapkan.

Cara Mengatasi Kegagalan Ketika Booting

Cara Mengatasi Kegagalan Ketika Booting

Walaupun masalah yang kalian alami saat booting adalah serius, bukan berarti Anda tidak bisa memperbaikinya. Terdapat beberapa hal yang dapat kalian lakukan seorang user bisa mengatasi masalah ini, di antaranya seperti berikut:

  1. Periksa Konektor yang Dipasang pada komputer

Hal sederhana seperti mencolokkan USB atau hard drive eksternal di komputer saat dihidupkan kadang dapat jadi faktor yang membuat booting gagal. Konektor di hard drive internal yang longgar juga bisa sebagai pemicunya. Maka pastikan semua konektor terpasang dengan baik.

  1. Pengaturan Urutan Booting BIOS

Kerap kali kalian lupa untuk mengembalikan di pengaturan awal BIOS yang sudah ada di setting. Yaitu urutan partisi yang perlu dilakukan oleh komputer dan belum diganti ke partisi utama OS Anda. 

  1. Settings di BIOS

Ada juga alasan yang lebih kompleks mengapa terdapat kegagalan booting. Contohnya saja saat Self-Monitoring, Analysis and Reporting Technology (S.M.A.R.T) tidak dinyalakan pada pengaturan BIOS. 

Kalian harus tahu kalau tools ini dipakai menjadi sistem peringatan untuk memberi kita akses dalam memperhatikan hard drive, Juga bisa dipakai untuk mengecek kestabilan hard drive kita. Akan tetapi tools ini juga bisa membuat masalah misalnya gagal boot.

Agar dapat mengatasinya bisa dengan mengaktifkan tools ini kalau belum aktif. Dengan begitu, mungkin saja akan bisa membantu pada kegagalan boot.

  1. Bad Sector

Mungkin ini akan terdengar mengganggu, namun mungkin saja hard drive yang kalian punya mengalami kerusakan, corrupt, atau bad sector. Hal ini membuat tidak ada lagi yang dapat dipakai, selain menggantinya menggunakan hard drive baru. 

Dan akan lebih baik sebelum hal ini terjadi ke komputer kalian, setidaknya perlu melakukan backup berkala dengan mengunduh data penting kalian ke cloud. Sebab jika terjadi hal ini kapan saja, setidaknya sebagian dari data yang kalian punya masih ada yang tersisa.

Tidak banyak yang bisa kita ulas terkait hal ini, akan tetapi beberapa poin di atas bisa menjadi informasi yang akan berguna untuk kalian. Khususnya jika mengalami masalah tersebut dalam komputer. Dan kalian perlu ingat bahwa melakukan backup data merupakan hal yang penting.

Baca juga : Penyebab Update and Shutdown dan Cara Menanganinya, Terupdate 2023

Jika melakukan proses di atas dengan cara yang tidak benar hanya akan memberikan efek buruk pada kesehatan hard disk drive. Tidak heran mengapa salah satu proses penting di sistem komputer adalah booting.