Scroll to read more

Mendengar kata proyek BTS 4G, mungkin erat kaitannya dengan dugaan adanya kasus korupsi yang menghabiskan dana banyak. Padahal ketika proyek ini berlangsung baik maka daerah terpencil akan segera mendapatkan sinyal.

Baca juga : Arti “Red Flag” Dalam Proyek TI yang Perlu Diketahui

Meskipun zaman sudah mulai serba digital, ternyata masih banyak kelurahan dan desa terpencil yang masih belum memperoleh sinyal. Sehingga akses internet jadi sulit, oleh sebab itu BTS jadi solusinya.

Terlepas dari dugaan kasus korupsi yang dilakukan oleh oknum tertentu. Proyek seperti ini sebenarnya memang memberikan manfaat cukup besar ke depannya. Pasalnya daerah terpencil mulai bisa akses internet 4G. 

Bagi kalian yang saat ini juga masih belum begitu paham terkait dengan hal tersebut. Maka dibawah ini ada beberapa penjelasannya. Dengan begitu kalian akan memperoleh sedikit gambaran. 

Proyek BTS 4G sebagai Bakti Kominfo Tahun 2021

Proyek BTS 4G sebagai Bakti Kominfo Tahun 2021

Dari laman Kominfo, proyek Bakti berkomitmen membangun sekitar 7.904 Base Transceiver Station pada beberapa wilayah. Seperti wilayah terdepan, terluar, serta tertinggal atau disingkat dengan 3T. 

BTS sendiri merupakan infrastruktur telekomunikasi yang memberikan fasilitas komunikasi nirkabel antar perangkat komunikasi dengan jaringan operator. Pembangunannya pada daerah 3T merupakan bentuk implementasi dari arahan Presiden.

Tujuannya adalah untuk percepatan transformasi digital agar bisa tersebar ke seluruh Tanah Air. Sehingga semua daerah bisa merasakan kemudahan komunikasi. Terutama untuk era digital seperti saat ini. 

Rencana Pembangunan Proyek BTS 4G

Rencana Pembangunan Proyek BTS 4G

Dalam rencana proyek, program bakti akan dilakukan secara dua tahap. Tahapan pertama ditargetkan 4.200 di tahun 2021. Laku pada tahun 2022 sebagai tahap 2 sebanyak 3.704. 

Dari kedua tahapan tersebut keseluruhan pembangunan proyek BTS 4G akan menggunakan skema pinjam pakai dari lahan kerja sama. Kerja sama antara pemerintah pusat dengan daerah. 

Dengan adanya skema tersebut maka pihak pemerintah daerah hanya perlu mempersiapkan lahan untuk proyek serta IMB atau izin mendirikan bangunan. Sedangkan pemerintah pusat bertugas membangun infrastruktur telekomunikasi. 

Berdasarkan rencana yang ada, menara proyek akan berada pada tengah desa. Tujuannya agar bisa menjaga jangkauan populasi. Jadi, letaknya nanti tidak di luar desa maupun gunung.

Paket Pembangunan Proyek BTS 4G dan Sumber Dananya

Paket Pembangunan Proyek BTS 4G dan Sumber Dananya

Ternyata proyek bakti dari Kominfo ini tidak hanya berlangsung pada paket 1 dan dua saja. Namun juga ada beberapa paket lainnya. Paket 1 dan 2 ditandatangani oleh beberapa pihak tergabung. 

Diantaranya adalah Fiberhome, Telkom Infra, serta Multitrans Data. Pihak-pihak tersebut sepakat jika proses pembangunan berlangsung selama 2 tahun mulai tahun 2021 hingga 2022.

Sedangkan untuk nilai kontraknya mencapai angka Rp. 9,5 triliun. Setelah itu dilanjutkan dengan proses pelaksanaan secara operasional serta pemeliharaan jaringan yang sudah terbangun beserta seluruh perangkat maupun infrastruktur pendukungnya. 

Jika paket 1 dan 2 sudah maka akan berlanjut ke paket 3, 4 serta 5 yang dimulai dari 26 Februari 2021. Penandatangan dilakukan oleh PT Aplikanusa Lintasarta, Huawei, serta PT SEI di Paket 3. 

Lalu ada IBS dan ZTE pada Paket 4 dan 5. Kontrak ketiga paket mencapai nilai Rp. 18,8 triliun. Keberadaan lima paket diharapkan mampu mengatasi daerah wilayah 3T untuk menerima sinyal 4G.

Dana proyek tersebut berasal dari berbagai sumber. 2021 hingga 2024 salah satunya didanai Universal Service Obligation (USO). Selain itu juga berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Rupiah Murni (RM).

Pengertian dari Proyek BTS 4G

Pengertian Base Transceiver Station atau BTS dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai stasiun pemancar. Selain itu juga dikenal dengan sebutan lain yakni Base Station (BS) serta Radio Base Station (RBS). 

Proyek seperti ini menjadi salah satu bentuk infrastruktur telekomunikasi yang memiliki peran penting. Perannya adalah mewujudkan komunikasi secara nirkabel antara perangkat komunikasi dan jaringan operator

Sedangkan untuk tugas utamanya yakni mengirim serta menerima sinyal radio ke perangkat telekomunikasi. Beberapa diantaranya adalah ponsel seluler, telepon rumah, serta gadget lainnya. Sebab sinyal radio akan diubah jadi sinyal digital.

Selanjutnya sinyal digital akan dikirimkan menuju terminal lainnya jadi data ataupun pesan. Meskipun salah satu bentuk proyek BTS 4G sudah banyak dirasakan, ternyata sebagian besar masih salah dalam mengartikan. 

Sebagian besar dari kalian mungkin saja beranggapan jika tower BTS merupakan BTSnya itu sendiri. Padahal dalam faktanya tower ini merupakan komponen yang ada pada perangkat. 

Tower merupakan menara dari besi atau pipa. Dalam proses pembuatannya desainnya dibuat bervariasi. Mulai dari kaki berbentuk segi empat, segitiga, atau hanya sekadar pipa memanjang saja. 

Panjang tower pada umumnya berkisar antara 40 sampai dengan 75 meter. Hanya saja untuk setiap daerah panjangnya akan berbeda-beda dan disesuaikan berdasarkan kondisi geografis dan juga target luas jangkauan jaringan.

Mengenal Komponen yang Ada pada Tower Proyek BTS 4G

Mengenal Komponen yang Ada pada Tower Proyek BTS 4G

Setelah mengetahui pengertiannya kalian juga perlu mengetahui terkait dengan komponen yang ada di dalam tower. Dalam satu tower BTS saja setidaknya ada sembilan komponen yang harus melekat, seperti:

  1. Antena Sectoral

Komponen pertama pada tower proyek BTS 4G adalah antena sectoral. Antena ini biasanya ada pada bagian atas. Bentuknya mirip seperti persegi panjang. Sedangkan fungsinya menghubungkan alat komunikasi dengan BTS.

Setidaknya ada dua jenis antena ini yaitu monotype untuk digunakan pada daerah pedesaan atau pinggiran. Sedangkan yang kedua ada dual type biasanya berada pada lokasi daerah perkotaan.

  1. Antena Microwave

Kalian mungkin sering melihat tower dari proyek BTS 4G ada bagian yang bentuknya mirip sekali dengan gendang pada rebana. Bentuk tersebut ternyata adalah antena microwave

Antena microwave memiliki fungsi untuk menerima sekaligus memancarkan gelombang radio. Gelombang tersebut biasanya berasal dari BTS disalurkan ke BSC atau justru dari BTS ke BTS yang lainnya. Tergantung kebutuhan. 

  1. Microwave System

Selanjutnya ada microwave system merupakan sebuah sistem yang akan dibagi menjadi dua jenis. Jenis tersebut adalah bagian dalam ruangan atau indoor unit dan bagian luar ruangan atau outdoor unit. 

Kedua jenis sistem nantinya akan saling terhubung lewat kabel coaxial. Sama dengan namanya indoor unit akan berada pada dalam shelter dan outdoor unit tertempel ke antena microwave.

  1. Rectifier System dan Shelter

Komponen lainnya pada tower proyek BTS 4G adalah rectifier system. Tugasnya adalah mengubah tegangan yang berasal dari PLN yakni 220/380 volt alternative current jadi jenis tegangan direct current.

Nantinya tegangan tersebut dikirim ke BTS. Sedangkan alat lain yakni shelter memiliki fungsi untuk menyimpan peralatan. Letak dari shelter biasanya berada di bagian samping tower.

  1. Baterai dan Tower Sentral

Siapa sangka pada tower juga ada baterai. Fungsinya adalah untuk cadangan energi listrik. Terutama jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik. Ketahanannya hanya mencapai tiga hingga empat jam saja. 

Selanjutnya ada tower sentra yang merupakan tower sekaligus sistem pertanahan agar kuat dan tidak mudah roboh. Fungsinya sendiri adalah sebagai media yang digunakan untuk menginstal beberapa antena dan feeder.

  1. Feeder serta Dynasphere

Berikutnya pada Proyek BTS 4G terdapat komponen feeder dan dynasphere. Pertama feeder adalah sebuah kabel berukuran besar. Kabel ini akan digunakan untuk menjadikan media rambat gelombang radio

Media rambat terjadi antara BTS dan antena sector. Kedua ada dynasphere yang mana merupakan sebuah alat sebagai pelindung. Pasalnya dynasphere dapat melindungi tiang dari sambaran petir di cuaca tertentu. 

Proyek BTS 4G Kini Diduga Terseret Kasus Korupsi 

Tujuan adanya proyek seperti ini ada mendorong serta menyediakan layanan sinyal telekomunikasi jenis 4G pada wilayah 3T. Hanya saja sangat disayang pada pelaksanaannya justru ditemukan kejanggalan.

Kejanggalan tersebut adalah berupa tindakan melawan hukum dengan menguntungkan salah satu pihak tertentu. Atau dengan kata lain terdapat indikasi tindak pidana korupsi yang dilakukan pihak tertentu. 

Penyelewengan dana oleh oknum tertentu menjadikan kerugian pada negara. Bahkan jumlah kerugiannya tergolong sangat besar. Di awal penyelidikan yang dilakukan oleh Kejagung kerugiannya baru 1 triliun rupiah.

Namun setelah ada penyelidikan lebih lanjut dan perhitungan dari BPKP atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan ternyata jumlah lebih besar. Bahkan dugaan menyebutkan mencapai 8 triliun rupiah.

Baca juga : Moodboard, Kunci Keberhasilan Proyek Kreatif

Meskipun berperan dan memiliki banyak manfaat, ternyata proses pengerjaannya tidak semulus seperti perencanaan. Nyata Proyek BTS 4G justru tersandung oleh dugaan kasus korupsi dan merugikan negara.